Minggu, 14 Juni 2015

PIUTANG (RECEIVABLE)

PIUTANG (RECEIVABLE)
            Piutang mencakup seluruh uang yang di klaim terhadap entitas lain, termasuk perorangan, perusahaan dan organisasi lain, meliputi :
1.  Piutang Usaha (accounts receivable)
2.  Piutang Wesel (Notes receivable)
3.  Piutang lainnya
PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE)
F Timbul dari penjualan barang/jasa secara kredit
F Diharapkan dapat ditagih dalam waktu 30-60 hari
F Secara umum merupakan piutang terbesar dalam perusahaan
F Di neraca disajikan sebagai aset lancar (current assets)
PIUTANG WESEL (NOTES RECEIVABLE)
F Merupakan surat utang formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengakuan utang biasanya timbul dari penjualan barang/jasa secara kredit
F Diharapkan dapat ditagih dalam waktu 30-60 hari atau lebih lama.
F Mewajibkan pihak yang berhutang untuk membayar bunga
F Di neraca disajikan sebagai aset lancar (current assets)
PIUTANG LAINNYA (OTHER RECEIVABLE)
F Merupakan piutang selain piutang usaha dan piutan wesel
F Secara umum timbul bukan beraasal dari kegiatan operasional perusahaan
F Misalnya piutang bunga, piutang karyawan, uang muka karyawan, restitusi pajak, dll.
F Di neraca disajikan sebagai aset lancar (current assets)



PENYAJIAN PIUTANG DI NERACA
            Piutang disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan, yaitu jumlah piutang dikurangi dengan penyisihan piutang tak tertagih.
Piutang ...................................   Rp. xxxxxxx
Penyisihan piutang tak tertagih (Rp. xxxxxxx)
Piutang netto ...........................  Rp.  xxxxxxx
PIUTANG TAK TERTAGIH (BAD DEBT EXPENSE)
Merupakan sebagian dari nilai piutang yang diperkirakan tidak dapat di tagih.
Piutang yang diperkirakan tidak bisa ditagih dilaporkan sebagai beban piutang tak tertagih (Bad Debt Expense) atau beban piutang ragu-ragu.
Indikator terpenting piutang tidak dapat ditagih sebagian atau seluruhnya adalah ketika debetur pailit, penutupan usaha pelanggan, kegagalan menghubungi pelanggan
Metode Penghapusan Piutang
1.     Metode Penghapusan Langsung (Direct write off method)
2.     Metode penyisihan (Allowance method)
1.  Metode Penghapusan Langsung (Direct Write Off Method)
            Beban piutang tak tertagih akan di catat pada saat piutang benar-benar tidak dapat di tagih dan pada saat itu pula piutang yang tidak dapat di tagih akan dihapus Contoh :
Piutang sebesar Rp. 2.500.000,- kepada Tn. Amir diputuskan tidak dapat di tagih karena Tn. Amir usahanya pailit.
Jurnal : Beban piutang tak tertagih  Rp. 2.500.000,-
                  Piutang-Tn. Amir                         Rp. 2.500.000,-
Misalkan piutang kpd. Tn. Amir yang telah di hapus dapat ditagih kembali.
Jurnal : Piutang – Tn. Amir Rp. 2.500.000,-
                   Beban piutang tak tertagih        Rp. 2.500.000,-
             (mencatat kembali piutang yang telah dihapus)
             Kas                     Rp.2.500.000,-
                  Piutang-Tn.Amir                    Rp.2.500.000,-
             (Mencatat penerimaan piutang)
2.  Metode Penyisihan (Allowance Method)
Beban piutang tak tertagih di catat berdasarkan estimasi setiap akhir periode dengan membuat jurnal penyesuaian.
Contoh : Perusahaan memliki piutang dengan jumlah Rp.5.000.000,- sebesar Rp. 100.000,- diperkirakan tidak dapat di tagih
Jurnal untuk mencatat estimasi piutang tak tertagih :
Beban piutang tak tertargih Rp. 100.000.,-
       Penyisihan piutang tak tertagih   Rp.100.000,-
Karena Rp.100.000,- merupakan estimasi maka  tidak dapat dikurangkan terhadap piutang secara langsung tetapi di catat ke akun Penyisihan piutang tak tertagih
Pada saat piutang benar-benar tidak dapat ditagih di catat sbb :
Penyisihan piutang tak tertagih Rp. 75.000,-
      Piutang                                                     Rp. 75.000,-


MENGESTIMASI JUMLAH PIUTANG TAK TERTAGIH BERDASARKAN PERSENTASE PENJUALAN
Pada umumnya piutang usaha timbul dari penjualan secara kredir, maka beban piutang tak tertagih dapat diestimasi berdasarkan % penjualan.
Misal :
Saldo penyisihan piutang tak tertagih Rp.3.250.000,- (31/12 2011)
Penjualan selama tahun 2011 Rp. 300.000.000,-
Piutang yang tidak dapat ditagih diestimasi 1% dari penjualan.
Jurnal penyesuaian 31/12 2011 :
Beban piutang tak tertagih Rp. 3.000.000,-
    Penyisihan piutang tak tertagih                 Rp.3.000.000,-
Setelah penyesuaian, saldo penyisihan piutang tak tertagih menjadi Rp.6.250.000,- (Rp.3.250.000,- + Rp.3.000.000,-)
MENGESTIMASI JUMLAH PIUTANG TAK TERTAGIH BERDASARKAN ANALISIS UMUR PIUTANG
ü Semakin lama piutang tidak dilunasi, maka semakin kecil kemungkinannya untuk bisa di tagih.
ü Untuk menghitung jumlah piutang yang tidak di tagih dapat melihat berapa lama piutang tertentu belum dilunasi dengan membuat analisis umur piutang (Aging Schedule)
ü Piutang dihitung umurnya dengan membuat klasifikasi  terhadap pelanggan berdasarkan jatuh temponya.
ü Jumlah hari suatu piutang telah jatuh tempo (menunggak) adalah selisih  tanggal piutang jatuh tempo dengan tanggal saat daftar umur piutang disiapkan.
Misal : Pada 31/12 2011 perusahaan membuat daftar umur piutang. Piutang UD. Jaya sebesar Rp. 1.000.000,- jatuh temp0 29 Oktober 2011
Jumlah hari lewat jatuh tempo :Oktober : 31 – 29             =   2 hari               
                                                            November                            = 30 hari
                                                            Desember                             = 31 hari
Jumlah hari lewat jatuh tempo                                                  = 63 hari
CONTOH :
Di neraca saldo per 31 Desember 2012,  saldo piutang usaha dan penyisihan piutang tak tertaglah (sebelum disesuaikan) menunjukkan saldo sbb :
Piutang usaha ............................. Rp. 35.000.000,-
Penyisihan piutang tak tertagih....( Rp.  5.000.000,-)
Kebijakan akuntansi perusahaan dalam mengestimasi piutang tak tertagih sebagai berikut ;
No
Umur Piutang
Estimasi Piutang Tak tertagih
1
Belum lewat jatuh tempo
1%
2
Lewat jatuh tempo 1 – 30 hari
5%
3
Lewat jatuh tempo 31 – 60 hari
10%
4
Lewat jatuh tempo 61 – 90 hari
15%
5
Lewat jatuh tempo 91 – 120 hari
25%
6
Lewat jatuh tempo 121 – 365 hari
50%
8
Lewat jatuh tempo > 365 hari
90%

WESEL TAGIH (NOTES RECEIVABLE)
ü Merupakan  janji tertulis untuk membayar sejumlah uang sebesar nilai nominal (plus bunga) pada waktu yang telah ditentukan.
ü Wesel tagih di bayarkan ke perorangan / perusahaan / penanggung  / pemegang wesel tagih.
ü Wesel tagih ditandatangani oleh orang/perusahaan yang membuat wesel tagih.
ü Pihak yang  berhak menerima pembayaran wesel tagih disebut  “Payee
ü Pihak yang  membuat janji disebut “pembuat janji” atau “maker”
ü Tanggal pembayaran wesel tagih disebut “tanggal jatuh tempo (due date atau maturity date)
ü Periode waktu antara tanggal penerbitan dengan tanggal jatuh tempo wesel tagih jangka pendek  dapat dinyatakan  dalam jumlah hari atau bulan.
MENENTUKAN TANGGAL JATUH TEMPO WESEL TAGIH
1.  Wesel tagih diterbitkan pada tanggal 16 Maret 2012  jangka waktu 90 hari, maka tanggal jatuh tempo wesel tagih dihitung sbb :
 Maret  31-16                       = 15 hari
      April                                  = 30 hari
      Mei                                    = 31 hari
      Juni                       = 14 hari               tgl. Jatuh tempo 14 Juni 2012
     Jumlah                               = 90 hari
2.  Wesel tagih bertanggal 5 Juni 2012 jangka waktu 3 bulan, jatuh tempo pada  5 September 2012, sbb :

             bulan ke 1                 bulan ke 2                  bulan ke 3
  5/6                              5/7                             5/8                             5/9
BUNGA WESEL TAGIH
Bunga wesel tagih dinyatakan dalam % per tahun tanpa melihat  periode waktu sebenarnya:
Contoh :
1.  Wesel tagih dengan nilai nominal Rp.2.000.000 bunga 12% per tahun, maka bunga = 12% x Rp.2.000.000. = Rp.240.000.
2.  Wesel tagih dengan nilai nominal Rp.2.000.000 bunga 12% per tahun jangka waktu 90 hari, maka bunga adalah Rp.60.000, yaitu
      (Rp.2.000.000 x 12%) x 90/360 = Rp.60.000.
Nilai jatuh tempo (maturity value) adalah jumlah yang harus dibayar pada saat jatuh tempo, yaitu sebesar nilai nominal wesel tagih ditambah bunga
Dalam contoh di atas (no. 2) nilai jatuh tempo wesel adalah Rp.2.060.000 yaitu Rp.2.000.000 + Rp.60.000 = Rp.2.060.000.
AKUNTANSI WESEL TAGIH
1.  Tgl. 20 Nov. 2010 Perusahaan menjual  barang dagangan secara kredit kepada Tn. Amir Rp.6.000.000,00
      Jurnal :  Piutang usaha –Tn. Amir   Rp.6.000.000
                        Penjualan                                              Rp.6.000.000.
2.  Tgl. 21 Nov. 2010 Perusahaan menerima pelunasan piutang dari Tn. Amir berupa wesel  tagih 30 hari  bunga 12%
      Jurnal :  Wesel Tagih -Tn. Amir Rp.6.000.000.
                          Piutang Usaha – Tn. Amir             Rp.6.000.000.
3.  Tgl. 21 Desember 2010, perusahaan menerima pelunasan wesel tagih dari Tn. Amir sebesar nilia nominal plus bunga.
     Jurnal   : Kas                Rp.6.060.000.
                           Wesel tagih –Tn. Amir      Rp.6.000.000
                           Pendapatan bunga           Rp.     60.000.
Nomonal wesel tagih ................................   =  Rp.6.000.000.
Bunga : Rp.6.000.000 x 12% x 30/360 ....      = Rp.      60.000.
Nilai jatuh tempo ....................................... = Rp. 6.060.000.                                
WESEL TAGIH GAGAL BAYAR (DISHONORED NOTES RECEIVABLE)
Jika pihak yang membuat wesel tagih gagal membayar  utangnya pada saat jatuh tempo, maka perusahaan/pemegang wesel tagih akan mencatatnya kembali ke dalam piutang usaha sebesar nilai jatuh tempo (nominal + bunga)
Misalkan  pada tgl. 21 Des. 2010 Tn. Amir pada contoh sebelumnya tidak bisa membayar utangnya pada saat tanggal jatuh tempo
Jurnal : Piutang  Usaha – Tn. Amir   Rp. 6.060.000.
                    Wesel tagih – Tn. Amir                          Rp.6.000.000.
                    Pendapatan bunga                                 Rp.     60.000.
SOAL WESEL TAGIH
Tgl. 1 Desember 2010 Perusahaan menerima pelunasan utang dari PT. Cemara dengan wesel tagih sebesar Rp. 4.000.000,- bunga 12% per tahun ; jangka waktu 90 hari.
Buatlah jurnal untuk mencatat pelunasan piutang tsb. sampai dengan  pelunasan wesel tagih pada saat jatuh tempo.
a.   Mencatat Pelunasan Piutang Usaha
Wesel bayar - PT. Cemara   ............... Rp. 4.000.000.
        Piutang Usaha - PT. Cemara ................................ Rp. 4.000.000
b.  Mencatat Pendapatan Bunga Periode 1 Des – 31 Des = 30 Hari
Piutang bunga ................................... Rp. 40.000.
         Pendapatan bunga ........................................ Rp. 40.000.
      (Pendapatan bunga = Rp.4.000.000 x 12% x 30/360= Rp.40.000.)
c.   Mencatat Penerimaan Wesel Tagih Pada Saat Tanggal Jatuh Tempo
     Kas  ........................................ Rp. 4.120.000.
             Wesel tagih ................................................ Rp. 4.000.000.
             Pendapatan bunga ....................................  Rp.     80.000.
             Piutang Bunga ...........................................  Rp.     40.000.
 (Pendapatan bunga = Rp.4.000.000 x 12% x 60/360= Rp.80.000.)
MENDISKONTOKAN WESEL TAGIH
Perusahaan / pemegang wesel tagih dapat menjual wesel tagih kepada Bank, dan bank akan membayar kepada perusahaan/pemegang wesel sebesar nilai jatuh tempo dikurangi dengan diskon
Periode diskon adalah lamanya waktu bagi bank untuk memegang wesel tagih tersebut sebelum jatuh tempo.
Contoh :
Pada tanggal 3 Mei 2010, perusahaan mendiskontokan kepada bank, wesel tagih bertanggal 8 April 2010  dari PT. Surya, nomonal Rp.1.800.000 ; bunga 12%/th ; 90 hari dengan diskonto 14%
Tanggal jatuh tempo          April 30 – 8             = 22 hari
                                               Mei                              = 31 hari
                                               Juni                              = 30 hari
                                               Juli                               =   7 hari          Jatuh tempo 7 Juli 2010
                                               Jumlah                        = 90 hari             
Periode diskon = 65 hari              Mei 31 – 3    = 28 hari
                                                            Juni                 = 30 hari
                                                            Juli                  =   7 hari
                                                            Jumlah           = 65 hari
Nilai nominal wesel tagih tanggal 8 April 2010 ....................        Rp.1.800.000.
Bunga wesel tagih = Rp.1.800.000 x 12% x 90/360 ...........          Rp.    54.000.
Nilai jatuh tempo tgl 7 Juli 2010 ...........................................     Rp.1.854.000.
Dikurangi Diskonto = Rp.1.854.000 x 14% x 65/360 ..........         Rp.     46.870.
Kas yang diterima ................................................................     Rp.1.807.130.
Jurnal tgl. 3 Mei 2010
Kas .............................................Rp.1.807.130.
           Wesel Tagih.............................................      Rp. 1.800.000.
           Pendapatan bunga .................................       Rp.        7.130.